Sharing Knowlegde: Dari Otomasi hingga Open Source Koleksi Perpustakaan
Sharing Knowlegde: Dari Otomasi hingga Open Source Koleksi Perpustakaan

Pondok Pesantren Al-Muawanah, Kuningan, Jawa Barat – Dalam upaya mendukung inovasi di bidang perpustakan, Perpustakaan UIN Jakarta mengadakan kegiatan 'Pengabdian Masyarakat' yang berlangsung selama 2 (dua) hari, 17–19 Januari 2025. Agenda Sharing Knowledge: Otomasi Perpustakaan Berbasis SLiMS, diselenggarakan pada hari Sabtu 18 Januari 2025, berhasil mencuri perhatian para peserta yang hadir.

Sesi ini menghadirkan Dr. Lolytasari, M.Hum -Pustakawan Ahli Madya UIN Jakarta, sebagai pemateri, dan dipandu langsung oleh moderator Nuryaman, S.Ptk., acara ini mengupas solusi modern dalam pengelolaan perpustakaan yang efektif dan efisien melalui pemanfaatan perangkat lunak SLiMS (Senayan Library Management System).

Mengapa Otomasi Perpustakaan itu Penting?
Dalam pemaparannya, Lolytasari menjelaskan bahwa pengelolaan koleksi perpustakaan, baik dalam skala kecil maupun besar, membutuhkan pendekatan berbasis teknologi agar lebih efektif dan efisien. "Di era yang serba digital ini, perpustakaan harus bertransformasi menjadi pusat informasi yang mudah diakses kapan saja dan di mana saja," ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya SLiMS, perangkat lunak yang dikembangkan oleh Perpustakaan Kemendikbudristek, sebagai solusi praktis dalam otomasi perpustakaan. Perangkat lunak ini tidak hanya membantu pustakawan mengelola koleksi, tetapi juga memberikan kemudahan bagi pengguna dalam menelusuri informasi.

Mengenal SLiMS: Perangkat Lunak yang Kaya Fitur
Lolytasari menyampaikan, SLiMS merupakan perangkat lunak berbasis web yang dapat digunakan secara online maupun offline. Dikembangkan oleh Perpustakaan Kemendikbudristek, aplikasi ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan otomasi perpustakaan, mulai dari katalogisasi hingga temu balik informasi. “Perangkat lunak berbasis web ini, dirancang khusus untuk membantu perpustakaan dalam mengelola koleksi secara modern, praktis dan efisien”, jelasnya. Aplikasi ini menjadi jawaban atas kebutuhan otomasi perpustakaan, baik dalam skala kecil di perpustakaan pesantren, maupun dalam skala besar seperti perpustakaan universitas.

Lebih lanjut disampaikan, dengan tampilan antarmuka yang ramah dan sistem yang intuistif, SLiMS menjadi pilihan unggul bagi perpustakaan karena berbagai kelebihannya, yang pertama, Fleksibilitas. Dijelaskan oleh Lolytasari, bahwa SLiMS dapat digunakan baik secara online melalui jaringan internet, maupun offline, sehingga memberikan kebebasan bagi perpustakaan yang memiliki keterbatasan jangkauan akses internet.

Yang kedua, Akurasi. SLiMS memiliki tingkat Akurasi yang baik. Aplikasi ini dirancang untuk memastikan pengelolaan data perpustakaan dilakukan dengan tepat dan terpercaya. Setiap koleksi diatur dengan sistem yang meminimalkan kesalahan pencatatan dan memaksimalkan pencarian. Yang ketiga, Fitur Lengkap. SLiMS mendukung berbagai fungsi penting, seperti katalogisasi, sirkulasi buku, pengadaan bahan pustaka, hingga pelaporan data koleksi. Semua fitur ini dirancang untuk mempermudah tugas pustakawan dan meningkatkan pelayanan bagi pengguna.

Yang keempat, Aksesibilitas. Aplikasi berbasis web ini, dapat memungkinkan pustakawan dan pengguna mengakses sistem kapan saja dan di mana saja, selama terhubung ke internet. Hal ini sangat membantu, terutama dalam kondisi perpustakaan yang melayani pengguna dari berbagai lokasi. Dan yang terakhir, Efektivitas dan Efiesiensi. Dengan SLiMS, pekerjaan pustakawan menjadi lebih ringan. Proses pengolahan koleksi, pencarian informasi, hingga pembuatan laporan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan akurat. Waktu dan tenaga yang dihemat dapat dialokasikan untuk meningkatkan layanan lainnya.

sharing session_18-01-25Dari awal hingga akhir pemaparan materi, para peserta termasuk Pengelola Perpustakaan Pesantren Al-Muawanah Kuningan sangat antusias dan tertarik untuk mempelajari lebih lanjut dari Aplikasi SLiMS.

Kegiatan ini merupakan salah satu langkah nyata untuk mendorong transformasi literasi digital dan inovasi teknologi, khususnya di pesantren, sehingga mampu meningkatkan peran perpustakaan sebagai pusat informasi yang relevan dengan perkembangan zaman.

Akhirnya, pengelolaan perpustakaan berbasis aplikasi web, kini tidak hanya menjadi lebih sederhana, akan tetapi juga membuka peluang untuk memperkuat kolaborasi dan aksesibilitas informasi literasi dan inovasi digital yang semakin dekat dengan berbagai unsur lapisan masyarakat. *RMr