Serukan Moderasi Beragama, Quraish Shihab : “Beragama dengan Bijaksana”
Perpustakaan UIN Jakarta, Berita Online – Auditorium Utama, 09 Juli 2024 – Dalam Kuliah Umum yang bertajuk “Meneguhkan Moderasi Beragama untuk Membangun Toleransi dan Harmoni” yang di gelar di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, cendekiawan Muslim terkemuka, Prof. Dr. M. Quraish Shihab, menyerukan pentingnya moderasi dalam beragama, dan menekankan bahwa menjaga keutuhan negara memerlukan pendekatan yang moderat dan bijaksana dalam menjalankan ajaran agama.
Dalam paparannya, Prof. Quraish Shihab juga menekankan pentingnya ilmu dalam bersikap moderat. Menurutnya, ada tiga hal yang sering dianggap sama namun sebenarnya berbeda: agama, ilmu agama, dan beragama. "Agama sudah sempurna. Ilmu agama terus berkembang dan terjadi perbedaan antara ilmu yang diketahui oleh satu ulama dengan ulama lainnya. Beragama butuh ilmu, agar cara kita beragama benar sesuai dengan ilmu, maka kiblat ilmu yang benar itu sudah ada yaitu Al-Azhar," ungkapnya.
Lanjut dalam kuliah umumnya, Beliau menyampaikan pesan agar tidak terjadi kehancuran dalam menjaga keutuhan negara. Menurutnya, tauhid adalah yang pertama sehinga tauhid yang sesuai dan bersosialisasi yang baik adalah dua hal yang tidak boleh putus. “Bersosialisasi yang baik, tetapi juga harus mengkedepankan tauhid,” ujar Prof. Quraish Shihab.
Prof. Quraish Shihab menegaskan bahwa tauhid dan sosialisasi yang baik adalah dua hal yang tidak boleh terputus. Dalam pandangannya, ilmu merupakan dasar penting dalam beragama agar umat Islam dapat menjalankan ajaran agama dengan benar dan bijaksana. Dengan pemahaman bahwa agama sudah sempurna namun ilmu agama terus berkembang, umat Islam diajak untuk selalu mengedepankan pengetahuan yang benar dalam beragama.
Di tengah meningkatnya polarisasi dan ekstremisme, pendekatan moderat menjadi kunci untuk menjaga kerukunan dan kedamaian dalam masyarakat yang beragama. Moderasi beragama yang disampaikan Prof. Quraish Shihab mengajak umat Islam untuk menghindari sikap fanatik dan ekstrem, serta untuk selalu mencari jalan tengah yang bijaksana dalam menghadapi berbagai isu keagamaan dan sosial. Dengan pendekatan ini, diharapkan umat Islam dapat lebih bijaksana dalam bersikap dan bertindak, serta mampu berkontribusi positif dalam menciptakan masyarakat yang harmonis dan damai. (Rizki Mulyarahman)