Kupas Buk_Bar Perpustakaan UIN Jakarta: Saat Buku Baru Jadi Ruang Hangat Literasi
Kupas Buk_Bar Perpustakaan UIN Jakarta: Saat Buku Baru Jadi Ruang Hangat Literasi

Gedung Perpustakaan UIN Jakarta, Berita Online - Di tengah derasnya arus digital dan kesibukan akademik, Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kembali menemukan cara hangat untuk merawat budaya membaca. Melalui program Short Book Review (SBR) bertajuk Kupas Buk-Bar: Saat Buku Baru Jadi Ruang Hangat Literasi, perpustakaan mengajak publik untuk tak sekadar membaca buku, tapi juga merasakannya.

SBR, 08 Oktober 2025 (2)Acara yang digelar secara live, Rabu (08/10/2025) kemarin, di kanal Instagram @perpusuinjkt ini menghadirkan dua pustakawan inspiratif: Nenden Serena Hidayani, S.IP dan Ahmad Nawawi, S.I.Pust, serta dipandu oleh Duta Perpustakaan UIN Jakarta 2025, Niken Anggraheny.

Mereka bukan hanya membahas buku baru di rak perpustakaan, tetapi juga menelusuri makna, nilai, dan kisah di balik setiap judul yang dipilih—menjadikan sesi Kupas Buk-Bar lebih seperti obrolan hangat di antara Sobat Perpus.

SBR, 08 Oktober 2025Dalam suasana santai dan interaktif, ketiganya mengupas enam buku baru koleksi Perpustakaan UIN Jakarta, diantaranya 1) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD): Konsep dan Pengembangan, karya Jusrin Efendi Pohan; 2) Pendidikan Anak Usia Dini: Teori dan Praktek Pembelajaran, karya    Dadan Suryana; 3) Buku Ajar Psikologi Perkembangan Anak, karya Muh. Daud; 4) Internet dan Kesehatan Mental, karya Lubis Namora Lumangga; 5) Sistem Peradilan di Indonesia: dalam Teori dan Praktek, karya Adi Sulistiyono; 6) Hukum Acara Perdata di Indonesia, karya Zainal Askin.

Mereka tidak hanya berbicara tentang isi dan pesan buku, mereka juga menelusuri kisah di baliknya—bagaimana buku bisa menjadi jembatan ide, pengalaman, dan nilai-nilai yang hidup di tengah masyarakat kampus. “Setiap buku baru punya cerita. Ada pesan yang menunggu ditemukan oleh pembacanya,” ujar Nenden Serena Hidayani membuka sesi. Baginya, membaca bukan hanya kegiatan intelektual, melainkan juga perjalanan batin yang memperkaya cara pandang.

SBR, 08 Oktober 2025 (3)Sementara itu, Ahmad Nawawi menekankan pentingnya peran pustakawan di era digital. “Kami tidak hanya menjaga koleksi, tapi juga menghidupkan interaksi dengan pembaca. Literasi harus bergerak, harus terasa,” ucapnya penuh semangat.

Dipandu dengan gaya komunikatif oleh Niken Anggraheny, suasana diskusi terasa akrab dan menyenangkan. Dengan semangat muda, Niken menghubungkan topik buku dengan pengalaman mahasiswa sehari-hari, menjadikan literasi terasa dekat dan relevan. “Membaca itu bukan kewajiban, tapi kesempatan untuk mengenal dunia dan diri sendiri,” tuturnya lembut.

Program SBR dengan fokus pada Kupas Buk-Bar (Buku Baru) menjadi bukti nyata bahwa literasi bisa tumbuh di ruang mana saja—termasuk di ruang digital. Dengan memanfaatkan platform Instagram, Perpustakaan UIN Jakarta menghadirkan wajah baru kegiatan literasi: lebih interaktif, ringan, dan menyentuh sisi kemanusiaan pembacanya.

Tak heran, setiap sesi SBR selalu menarik perhatian warganet kampus. Mereka bukan hanya menonton, tetapi ikut berdialog, menulis komentar, bahkan berbagi rekomendasi buku favorit. Di sinilah literasi menemukan bentuk barunya: bukan sekadar membaca, tetapi berinteraksi. *RMr

SBR-Warna-Photoroom
20 mins
Dokumentasi SBR, 08 Oktober 2025 (2)

(Dokumentasi) Live Instagram #SBR 08 Oktober 2025,
selengkapnya >> live_instagram Perpustakaan UIN Jakarta



Untuk update berita dan informasi lebih lanjut, bisa di akses:

website_ https___perpus.uinjkt.ac.idWA_ 0823.2122.1957WA Channel Perpustakaan UIN Jakartaemail_ perpustakaan@apps.uinjkt.ac.idIG_ @perpusuinjkt