Tholabi: “Reputasi Akademik Penting, Sitasi Lebih Penting”
ADIA Suite, Berita Online – “Reputasi akademik penting, tapi sitasi lebih penting.” Kalimat itu diucapkan dengan tegas oleh Prof. Dr. Ahmad Tholabi, S.Ag., S.H., M.H., M.A., Wakil Rektor Bidang Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Rabu (22 Oktober 2025), di hadapan puluhan peserta workshop. Seketika, tepuk tangan panjang pun mengiringi pernyataan yang menohok sekaligus menggugah kesadaran para sivitas akademisi akademika.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam Workshop “Systematic Literature Review (SLR) and Academic Writing for International Publication”, yang digelar oleh Perpustakaan UIN Jakarta selama dua hari, 22–23 Oktober 2025. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya kampus untuk memperkuat ekosistem riset dan publikasi ilmiah berstandar internasional.
Menurut Prof. Tholabi, reputasi akademik tidak cukup hanya diukur dari jumlah publikasi semata. “Karya ilmiah kita akan diakui dunia ketika dibaca, dirujuk, dan dikembangkan oleh peneliti lain,” ujarnya. Dengan kata lain, sitasi menjadi bukti hidup dari seberapa besar kontribusi ilmiah seseorang terhadap perkembangan ilmu pengetahuan global.
Prof. Tholabi juga menyoroti peran sentral perpustakaan dalam membangun budaya akademik yang produktif. “Perpustakaan kini bukan sekadar tempat menyimpan buku, tapi mitra strategis bagi dosen dan peneliti untuk menghasilkan karya ilmiah yang berdampak,” tuturnya. Ia mendorong agar perpustakaan terus berinovasi dalam menyediakan sumber daya digital, pelatihan literasi akademik, serta dukungan publikasi bagi sivitas akademika.
Di tengah tantangan akademik yang semakin kompetitif, pesan Prof. Tholabi terasa relevan: reputasi tidak dibangun dalam sehari, tetapi dirawat melalui karya yang bermakna dan diakui. Selain itu, Prof. Tholabi berharap workshop ini tidak hanya menghasilkan pemahaman teknis, tetapi juga melahirkan kesadaran kolektif akan pentingnya dampak akademik. Karena, seperti yang ia tegaskan di awal, reputasi akademik tidak sekadar diukur dari banyaknya publikasi, melainkan dari seberapa besar karya ilmiah itu memberi pengaruh bagi ilmu pengetahuan dan masyarakat luas. *RMr
(Dokumentasi Pembukaan Workshop)
Untuk update berita dan informasi lebih lanjut, bisa di akses:








