Disertasi ini mengungkap bagaimana puisi sufistik transenden dalam Diwan ‘Abd al-Qadir Al-Jilani dapat ditafsirkan secara simbolis dan filosofis untuk menghasilkan pemaknaan yang relevan dengan etika sosial dan isu-isu masyarakat kontemporer. Penelitian ini mendukung pandangan teori-teori modern seperti Roland Barthes, Paul Ricoeur, dan Jacques Derrida, yang menekankan bahwa makna teks bersifat dinamis, multi-interpretatif, dan terbuka terhadap berbagai tafsir.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini melibatkan semiotika melalui pembacaan heuristik dan hermeneutik untuk mengurai simbol-simbol dalam puisi Al-Jilani. Peneliti juga menggunakan teori kecerdasan emosional dari Daniel Goleman untuk mengaitkan makna puisi dengan etika sosial.

Temuan utama dari penelitian ini adalah nilai-nilai etika sosial yang dapat diambil dari puisi Al-Jilani, antara lain:

1. Komitmen dan Konsistensi: Menjaga komitmen dalam menjalani kehidupan.
2. Kebijaksanaan Komunikasi: Berkomunikasi dengan bijak untuk menciptakan keharmonisan.
3. Pengendalian Ego: Mengendalikan ego dan menghindari superioritas diri.
4. Kemampuan Beradaptasi: Menyesuaikan diri dalam berbagai situasi sosial.
5. Empati dan Pelayanan: Memahami kebutuhan orang lain dan melayani mereka.
6. Menyebarkan Kedamaian: Mengedepankan harmoni dan kedamaian.
7. Kebersamaan: Merasa satu dalam solidaritas sosial.
8. Penghormatan Antarindividu: Saling menghargai dan menghormati satu sama lain.
9. Humanisme terhadap Alam: Bersikap ramah dan peduli terhadap lingkungan.

Disertasi ini berhasil menunjukkan bahwa sastra sufistik, meskipun bersifat transenden, dapat diintegrasikan ke dalam konteks sosial melalui penafsiran yang dinamis, sehingga menjadi relevan untuk membangun etika sosial dalam masyarakat modern.

Temukan koleksi ini >> Sastra dan Etika: Studi Etika Sosial atas Diwan ‘Abd al-Qadir Al-Jilani, Karya Abd. Aziz