POSTER Riset : "KONTESTASI ATAS TEOLOGI POLITIK WAHABISME" Karya Badrus Samsul Fata
POSTER Riset : "KONTESTASI ATAS TEOLOGI POLITIK WAHABISME" Karya Badrus Samsul Fata

Poster Riset UIN Jakarta, 15 Januari 2024 - Penelitian "Kontestasi Atas Teologi Politik Wahabisme" karya Badrus Samsul Fata berangkat dari kebutuhan untuk memahami secara komprehensif gerakan Wahabisme, yang telah memainkan peran penting dalam sejarah dan politik dunia Islam, khususnya di Arab Saudi. Wahabisme, dengan ajaran puritan dan reformisnya, tidak hanya membentuk kehidupan religius tetapi juga struktur politik di kawasan tersebut. Penulis berusaha mengungkap bagaimana Wahabisme berkembang menjadi kekuatan politik yang signifikan dan bagaimana interaksinya dengan berbagai dinamika politik kontemporer.

Temuan Utama :

  1. Asal Usul dan Perkembangan Wahabisme
    Wahabisme berakar dari ajaran Muhammad ibn Abd al-Wahhab pada abad ke-18 di Najd, Arab Saudi. Gerakan ini bertujuan untuk memurnikan Islam dari praktek-praktek yang dianggap menyimpang dan inovatif. Kolaborasi antara Ibn Abd al-Wahhab dan Muhammad bin Saud membentuk dasar bagi kemunculan negara Saudi pertama, menjadikan Wahabisme sebagai landasan ideologis dan politik.
  2. Teologi dan Doktrin Wahabisme
    Penekanan kuat pada konsep tauhid (keesaan Allah) dan penolakan terhadap bid'ah (inovasi dalam agama). Wahabisme memandang banyak praktik populer dalam Islam sebagai bentuk penyimpangan yang harus dihilangkan. Selain itu, interpretasi literal terhadap teks-teks agama, yang sering kali dianggap kaku dan intoleran oleh kritikernya.
  3. Pengaruh Politik
    Wahabisme tidak hanya berperan sebagai gerakan religius, tetapi juga sebagai alat politik yang efektif bagi keluarga Saud dalam mengkonsolidasikan kekuasaan dan legitimasi mereka. Pengaruhnya meluas melalui dakwah dan bantuan finansial ke berbagai negara Muslim, memperkuat posisi Arab Saudi sebagai pemimpin dunia Islam.
  4. Kontroversi dan Kritik
    Wahabisme sering dikritik karena pendekatan teologisnya yang kaku dan intoleran, serta keterkaitannya dengan ekstremisme dan radikalisme dalam beberapa dekade terakhir. Kritik datang dari berbagai pihak, baik dari dalam dunia Islam maupun dari luar, yang melihat Wahabisme sebagai ancaman bagi keberagaman dan toleransi dalam Islam.
  5. Wahabisme di Era Modern
    Menghadapi tantangan modernitas dan globalisasi, Wahabisme berusaha menyesuaikan diri dengan perubahan zaman tanpa mengorbankan prinsip-prinsip dasar ajarannya. Upaya reformasi internal dan eksternal terlihat dalam berbagai inisiatif pemerintah Saudi untuk memperkenalkan interpretasi yang lebih moderat dari ajaran Wahabi.

Rekomendasi :

  1. Pendekatan Moderat dan Inklusif
    Wahabisme perlu mengadopsi pendekatan yang lebih moderat dan inklusif dalam interpretasi ajarannya untuk mengatasi kritik terhadap kekakuan dan intoleransi. Dialog inter-religius dan intra-religius harus ditingkatkan untuk membangun pemahaman dan toleransi yang lebih baik di antara berbagai komunitas Muslim.
  2. Pengawasan dan Kontrol terhadap Penyebaran Ideologi Ekstrem
    Pemerintah dan lembaga-lembaga terkait perlu meningkatkan pengawasan terhadap penyebaran ideologi ekstrem yang dapat memicu radikalisasi. Kerjasama internasional dalam memerangi ekstremisme dan terorisme harus diperkuat, dengan melibatkan berbagai negara dan organisasi internasional.
  3. Promosi Toleransi dan Keberagaman
    Upaya untuk mempromosikan toleransi dan keberagaman dalam komunitas Muslim harus diperluas, termasuk melalui media dan platform digital. Selain itu juga, peningkatan kesadaran akan pentingnya keberagaman dalam Islam dan penghargaan terhadap berbagai aliran dan praktik keagamaan perlu didorong.

Hasil dari Penelitian "Kontestasi Atas Teologi Politik Wahabisme" memberikan wawasan mendalam tentang kompleksitas gerakan Wahabisme dan perannya dalam sejarah dan politik dunia Islam. Dengan analisis yang tajam dan kritis, Badrus Samsul Fata mengajak pembaca untuk memahami tantangan dan peluang yang dihadapi oleh Wahabisme di era modern, serta pentingnya pendekatan yang lebih inklusif dan moderat untuk masa depan yang lebih harmonis dalam dunia Islam. (Rizki Mulyarahman)

Temukan Koleksi >> "KONTESTASI ATAS TEOLOGI POLITIK WAHABISME" Karya Badrus Samsul Fata