POSTER RISET : KONSTELASI POLITIK : "EKSISTENSI FEMINISME, ISLAM DAN DEMOKRASI PEREMPUAN DI BANDA ACEH DAN PADANG" Karya Inda Kartika
POSTER RISET : KONSTELASI POLITIK : "EKSISTENSI FEMINISME, ISLAM DAN DEMOKRASI PEREMPUAN DI BANDA ACEH DAN PADANG" Karya Inda Kartika

Poster Riset UIN Jakarta, 12 Februari 2024 - Penelitian ini mengkaji konstelasi politik yang melibatkan eksistensi feminisme, Islam, dan demokrasi perempuan di dua kota besar di Indonesia, yaitu Banda Aceh dan Padang. Kedua kota ini dipilih karena memiliki latar belakang budaya dan sejarah yang kuat dengan pengaruh Islam yang signifikan. Penelitian ini berfokus pada bagaimana perempuan di kedua kota ini memahami dan berinteraksi dengan konsep feminisme dan demokrasi dalam konteks Islam. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi dinamika politik dan sosial yang mempengaruhi peran serta perempuan dalam kehidupan publik dan politik di Banda Aceh dan Padang.

Temuan Utama :

  1. Eksistensi Feminisme dalam Konteks Islam
    Penelitian menemukan bahwa konsep feminisme di kedua kota ini disesuaikan dengan nilai-nilai Islam. Di Banda Aceh, yang menerapkan hukum syariah, feminisme diterima sejauh tidak bertentangan dengan interpretasi lokal dari ajaran Islam. Di Padang, terdapat lebih banyak fleksibilitas dalam mengadopsi konsep feminisme yang lebih universal, namun tetap ada pengaruh kuat dari norma-norma agama.
  2. Peran Perempuan dalam Politik
    Meskipun ada peningkatan partisipasi perempuan dalam politik di kedua kota, terdapat perbedaan yang signifikan dalam penerimaan dan dukungan terhadap perempuan dalam posisi kepemimpinan. Di Banda Aceh, penerimaan terhadap pemimpin perempuan lebih terbatas dibandingkan dengan Padang. Hal ini disebabkan oleh interpretasi hukum syariah yang lebih konservatif di Aceh.
  3. Dukungan terhadap Demokrasi
    Perempuan di kedua kota umumnya mendukung nilai-nilai demokrasi, termasuk kesetaraan gender dan partisipasi politik. Namun, penerapan demokrasi sering kali dipengaruhi oleh struktur sosial dan budaya yang masih patriarkal, sehingga menghambat partisipasi penuh perempuan.
  4. Hambatan Struktural
    Penelitian ini juga menemukan bahwa hambatan struktural seperti pendidikan, ekonomi, dan norma sosial masih menjadi tantangan besar bagi perempuan untuk terlibat aktif dalam politik dan kehidupan publik.

Rekomendasi :

  1. Pendidikan dan Kesadaran Gender
    Meningkatkan pendidikan dan kesadaran gender di kalangan perempuan dan laki-laki untuk mendukung kesetaraan gender yang lebih baik. Program-program pendidikan harus dirancang untuk memperkuat pemahaman tentang hak-hak perempuan dalam konteks Islam dan demokrasi.
  2. Peningkatan Akses dan Partisipasi Perempuan
    Menciptakan lebih banyak peluang bagi perempuan untuk terlibat dalam politik dan kehidupan publik, termasuk melalui kebijakan kuota gender dalam lembaga-lembaga pemerintahan dan partai politik.
  3. Kolaborasi dengan Pemimpin Agama
    Melibatkan pemimpin agama dalam dialog tentang kesetaraan gender dan peran perempuan dalam Islam untuk mengurangi resistensi terhadap konsep feminisme dan mendukung partisipasi perempuan dalam kehidupan politik dan publik.
  4. Pemberdayaan Ekonomi Perempuan
    Meningkatkan akses perempuan terhadap sumber daya ekonomi dan peluang pekerjaan untuk memperkuat posisi mereka dalam masyarakat dan politik.
  5. Penelitian Lanjutan
    Melakukan penelitian lebih lanjut untuk memahami dinamika yang lebih mendalam tentang interaksi antara feminisme, Islam, dan demokrasi di daerah-daerah lain di Indonesia, serta bagaimana faktor-faktor ini mempengaruhi peran perempuan dalam kehidupan publik dan politik.

Penelitian ini memberikan wawasan berharga tentang bagaimana konteks lokal mempengaruhi interaksi antara feminisme, hukum Islam, dan demokrasi serta memberikan dasar bagi upaya-upaya untuk meningkatkan peran serta perempuan dalam masyarakat. (Rizki Mulyarahman)

Temukan Koleksi >> KONSTELASI POLITIK : "EKSISTENSI FEMINISME, ISLAM DAN DEMOKRASI PEREMPUAN DI BANDA ACEH DAN PADANG" Karya Inda Kartika