Live Podcast: Profesor UIN Jakarta Soroti Masa Depan Perpustakaan di Era Digital
Live Podcast: Profesor UIN Jakarta Soroti Masa Depan Perpustakaan di Era Digital

Ruang Podcast Perpustakaan UIN Jakarta, Berita Online – Transformasi digital yang melaju pesat telah mengubah banyak aspek kehidupan, termasuk cara mahasiswa belajar dan mengakses informasi. Dalam konteks ini, perpustakaan kampus dituntut untuk tidak hanya ruang sunyi tempat penyimpanan buku, melainkan pusat aktivitas literasi, kolaborasi dan inovasi.

Live Podcast bersama Prof. Dr. Sum’ainna, M.Si (Rabu, 18 Juni 2025)Hal itu ditegaskan oleh Profesor Dr. Sum’ainna, M.Si., Guru Besar Ilmu Matematika Terapan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dalam Live Podcast bertema “Masa Depan Perpustakaan di Era Digital”, Rabu (18/06/2025).

Live podcast ini, merupakan bagian dari rangkaian kegiatan ‘Library Festival 2025’ yang diselenggarakan mulai dari 16 Juni, hingga 20 Juni 2025.

Perpustakaan Kampus Tak Lagi Diam dan Sunyi
Menurut Prof. Sum’ainna, perpustakaan kampus adalah jantung perguruan tinggi. Maka, pendekatan lama yang menempatkan perpustakaan sebagai tempat sunyi harus dirombak. Jika tidak berubah, perpustakaan akan ditinggalkan oleh generasi muda yang lebih tertarik pada kemudahan akses dan kenyamanan digital.

“Paradigma lama tentang perpustakaan sebagai tempat yang sunyi, perlu digeser. Kini, perpustakaan harus hadir sebagai ekosistem pembelajaran yang aktif, terbuka, dan adaptif terhadap perkembangaan teknologi,” tegas Prof. Sum’ainna.

Menurut beliau, transformasi perpustakaan harus dimulai dari empat hal yang penting, pertama, transformasi koleksi ke dalam bentuk digital, ruang kolaboratif (seperti ruang podcast ini), pustakawan sebagai agen literasi digital, dan yang terakhir, aksesibilitas (bisa diakses secara digital dan aman).

Prof. Dr. Sum'ainna (1)Ruang Kolaborasi yang Dinamis dan Akses Digital Jadi Kunci
Transformasi fisik dan digital menjadi sorotan. Koleksi perpustakaan kini tidak cukup hanya dalam bentuk fisik, tapi juga harus tersedia dalam format e-book, jurnal online, dan repository ilmiah. “Buku fisik tetap penting, namun harus dilengkapi dengan e-book, jurnal elektronik, dan sumber digital lainnya yang bisa diakses kapan saja dan dari mana saja,” ungkap Prof. Sum’ainna.

Ruang perpustakaan juga harus didesain ulang agar nyaman digunakan untuk berbagai aktivitas, bukan hanya membaca. “Perlu ruang-ruang interaktif, bahkan studio mini atau ruang podcast seperti ini. Karena itulah kebutuhan generasi pembelajar saat ini,” jelas Prof. Sum’ainna.

Pustakawan sebagai Agen Literasi Digital
Prof. Sum’ainna juga menekankan pentingnya peningkatan kompetensi pustakawan. “Mereka bukan lagi penjaga buku, tapi agen literasi digital. Mereka harus bisa mengarahkan mahasiswa pada sumber-sumber ilmiah terpercaya dan menguasai teknologi informasi,” ungkapnya.

Pustakawan hari ini, lanjutnya, tidak cukup hanya memahami katalogisasi. Mereka harus menjadi knowledge navigator—mampu mengarahkan mahasiswa pada sumber informasi terpercaya, mengedukasi literasi digital, dan terus mengembangkan kompetensi teknologi.

Menuju Perpustakaan Masa Depan
Pesan utama dari podcast ini adalah bahwa masa depan perpustakaan tidak ditentukan oleh teknologi semata, tetapi oleh sejauh mana perpustakaan mampu menempatkan diri sebagai partner dalam proses pendidikan dan penelitian. Jika dikelola dengan tepat, perpustakaan bisa menjadi pionir transformasi pendidikan tinggi, bukan sekadar pelengkap.

Transformasi perpustakaan—baik dari segi koleksi, ruang, peran pustakawan, hingga sistem layanan—adalah bagian dari perjalanan menuju transformasi yang inklusif, kolaboratif dan adaptif terhadap tantangan masa depan. *RMr


Untuk update berita dan informasi lebih lanjut, bisa di akses:

WA Channels Perpus
Go Library Perpus

🌐 Website: https://perpus.uinjkt.ac.id/id
📸 Instagram: https://www.instagram.com/perpusuinjkt/
▶️ YouTube: https://www.youtube.com/@pusatperpustakaan5231
FB: https://www.facebook.com/pusatperpustakaanuinjkt
X: https://x.com/i/flow/login?redirect_after_login=%2Fperpusuinjkt