Live Podcast Bahas Bekam, Madu, dan Habatussaudah: Benarkah Jadi Pengobatan Utama?
Ruang Podcast Perpustakaan UIN Jakarta, Berita Online – Apakah warisan Nabi Muhammad SAW., ‘bekam, madu dan habbatussaudah’ hanya bagian dari pengobatan tradisional atau justru menjadi solusi kesehatan utama masa kini? Pertanyaan inilah yang dibedah secara ilmiah dalam Library Podcast with Professor 2nd Series, yang digelar di ruang Podcast Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Selasa (24/6/2025).
Mengangkat tema “Bekam, Madu dan Habbatussauda: Profetik Integrasi Kedokteran, Keislaman dan Spiritual,” acara ini menghadirkan Prof. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D, seorang akademisi dan peneliti yang dikenal luas atas kontribusinya dalam integrasi ilmu kedokteran dan nilai-nilai keislaman.
Dalam paparannya, Prof. Flori menekankan bahwa ketiga metode pengobatan ini bukan sekadar warisan budaya atau dogma agama. Ketiganya memiliki landasan ilmiah dan potensi besar sebagai terapi berbasis bukti (evidence-based treatment). “Pengobatan profetik bukan mitos. Bekam, madu, dan habbatussaudah sudah dikaji dalam berbagai jurnal medis internasional dan terbukti bermanfaat,” ujar Prof. Flori.
Bekam: Detoksifikasi Kuno yang Relevan di Era Modern
Prof. Flori mengawali penejalasan dengan kisahnya menetili bekam. “Dulu saya anggap bekam itu kampungan,” ujarnya. Namun, setelah menelusuri sejarahnya, beliau menemukan bahwa bekam telah dikenal sejak 4.000 tahun lalu di Persia, dan hanya diperbolehkan bagi keluarga Kerajaan. Tradisi ini terus berkembang dan bahkan di Mesir kuno, bekam digunakan di kuil-kuil sebagai bagian dari praktik kesehatan spiritual. Di era Romawi dan Yunani, alat bekam bahkan menjadi simbol profesi dokter.
“Bekam adalah terapi detoksifikasi dan stimulasi imun alami yang sangat kompleks,” ungkapnya. Menariknya, dalam hadis Nabi Muhammad SAW, disebutkan bahwa bekam mampu menyembuhkan 72 jenis penyakit. “Saya baru menemukan lima penyakit yang terbukti secara ilmiah bisa ditangani dengan bekam. Ini baru permulaan. Masih banyak potensi yang bisa digali oleh para peneliti dan praktisi kesehatan,” jelas Prof. Flori.
Meski masih banyak Masyarakat takut mencoba, karena cara kerja bekam dengan menyedot darah kotor melalui permukaan kulit. Prof. Flori menegaskan bahwa bekam dilakukan dengan alat steril dan aman, serta tidak seburuk yang dibayangkan. Proses penyedotan darah hanya dilakukan pada titik-titik tertentu dan berfungsi untuk mengeluarkan racun dari tubuh.
Madu: Lebih dari Sekadar Nutrisi, Obat, dan Kosmetik Alami
Madu selama ini dikenal sebagai pemanis alami dan sumber energi. Namun, penelitian terbaru membuka fakta mengejutkan: madu dapat menjadi anti-biotik alami, penyembuh luka, hingga pencegah komplikasi diabetes.
Salah satu studi menarik melibatkan tikus penderita diabetes. Setelah diberi terapi madu secara teratur, kadar gula darah tikus tersebut menurun dan tidak mengalami kebutaan, sebuah komplikasi umum pada diabetes. “Tikus penderita diabetes yang kami beri madu menunjukkan penurunan kadar gula darah yang signifikan dan terhindar dari kebutaan,” ungkap Prof. Flori, mengacu pada salah satu studi laboratorium.
Lebih lanjut, "Madu memiliki potensi besar sebagai terapi pelengkap dalam penanganan diabetes. Bahkan, madu juga bisa dimanfaatkan sebagai kosmetik alami," papar Prof. Flori. Kandungan gizi dan antioksidan dalam madu memungkinkan pemanfaatannya tidak hanya untuk kesehatan fisik, tetapi juga untuk kecantikan dan perawatan kulit, tanpa efek samping dari bahan kimia. Konsumsi madu secara teratur disebut dapat meregenerasi sel tubuh dan mendukung kecantikan kulit dari dalam.
Habbatussaudah: Si Kecil dengan Efek Besar
Habbatussaudah, atau jintan hitam, sering disebut sebagai "obat segala penyakit kecuali kematian", sebagaimana hadis Rasulullah. Dalam ranah medis modern, habbatussaudah telah diteliti dan terbukti mengandung senyawa aktif seperti thymoquinone, yang berfungsi sebagai antioksidan, antidiabetes, hingga imunomodulator.
Dalam berbagai studi klinis, habbatussaudah telah digunakan untuk mendukung terapi pada penderita diabetes, obesitas, hingga gangguan autoimun. Biji hitam ini juga mulai dikembangkan sebagai suplemen herbal untuk meningkatkan daya tahan tubuh di tengah tren kesehatan pasca pandemi.
Integrasi Ilmu, Iman, dan Spiritualitas
Lebih dari sekadar pengetahuan medis, diskusi dalam Library Podcast UIN Jakarta ini menghadirkan perspektif holistik yang menyatukan ilmu kedokteran, keislaman, dan spiritualitas. Salah satu pesan penting dari diskusi ini adalah perlunya integrasi pengobatan modern dan profetik. Bekam, madu, dan habbatussaudah bukan dimaksudkan untuk menggantikan terapi medis, melainkan memperkaya dan menyempurnakannya secara holistik—menyentuh tubuh sekaligus jiwa.
Melalui seri Library Podcast, Perpustakaan UIN Jakarta tak hanya berperan sebagai pusat literasi akademik, tapi juga menjadi ruang diskusi integratif yang menyatukan sains, agama, dan nilai-nilai spiritualitas. Topik-topik seperti ini memperkuat relevansi dalam menjawab tantangan zaman, termasuk di bidang kesehatan.
Library Podcast ini sekaligus membuka ruang edukasi kepada masyarakat, dan menjadi langkah inovatif Perpustakaan UIN Jakarta dalam menyebarkan literasi. Menghadirkan narasi yang mendalam serta berbasis ilmiah, podcast ini menjadi ruang edukasi lintas disiplin yang menjembatani tradisi Islam dengan temuan-temuan sains terkini. *RMr
Untuk update berita dan informasi lebih lanjut, bisa di akses:
🌐 Website: https://perpus.uinjkt.ac.id/id
📸 Instagram: https://www.instagram.com/perpusuinjkt/
▶️ YouTube: https://www.youtube.com/@pusatperpustakaan5231
FB: https://www.facebook.com/pusatperpustakaanuinjkt
X: https://x.com/i/flow/login?redirect_after_login=%2Fperpusuinjkt