Kupas Tuntas Disertasi Ay Maryani: Saat Mixed Method Menjadi Kunci Mengurai Akuntabilitas Amil Zakat
Perpustakaan Riset Sekolah Pascasarjana, Berita Online – Apa jadinya, jika Lembaga Zakat dituntut transparan, antara data dan nilai spiritual? Pertanyaan inilah yang memantik disertasi Dr. Ay Maryani, SE, M.Si, berjudul “Akuntabilitas Amil di Era Transformasi: Pendekatan Teori Perilaku Organisasi dengan Metode Kuantitatif (Mixed Method)”, yang dikupas tuntas dalam Kajian Disertasi Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Senin (13/10/2025), kemarin.
Bertempat di lantai 3 Perpustakaan Sekolah Pascasarjana, kajian ini menjadi ruang ilmiah yang hangat—mengalir antara teori dan praktik, antara data dan nilai spiritual. Dengan dipandu moderator Ulpah Andayani, M.Hum., Dr. Ay Maryani tak hanya membedah hasil penelitiannya, tapi juga mengajak peserta menyelami proses di balik layar: bagaimana metodologi penelitian mixed method bisa menjembatani dunia angka dan makna.
Menyelami “Jantung” Penelitian: Mixed Method sebagai Jalan TengahDisertasi ini bukan sekadar studi akademis. Ia adalah upaya memahami manusia—dalam hal ini, amil—melalui dua sisi mata uang: angka kuantitatif dan narasi kualitatif. Ay Maryani menjelaskan bahwa model mixed method-sequential explanatory digunakan untuk mengukur pengaruh berbagai variabel, seperti kepemimpinan kenabian, kepribadian zuhud, pengetahuan akuntansi zakat, dan pelatihan sistem informasi digital terhadap kinerja pekerjaan amil, dengan akuntabilitas amil sebagai mediator utama.
Metode ini, katanya, memungkinkan peneliti tak hanya berhenti pada korelasi statistik, tetapi juga menggali cerita di balik data. “Data memang bicara, tapi manusia memberi makna,” ujarnya, disambut anggukan peserta yang mayoritas mahasiswa doktoral dan dosen muda.
Lebih lanjut dalam paparannya, Ay Maryani menyoroti gap penelitian di lembaga zakat yang selama ini hanya fokus pada pelaporan keuangan formal. Padahal, dalam Islam, akuntabilitas bukan sekadar laporan di atas kertas, melainkan pertanggungjawaban kepada tiga dimensi: Allah (ḥabl min Allāh), sesama manusia (ḥabl min al-nās), dan diri sendiri (ḥabl bi nafsih).
“Ketika amil memahami pekerjaannya sebagai ibadah, bukan hanya rutinitas, maka lahirlah akuntabilitas yang sejati,” tutur Ay Maryani dengan nada reflektif. Disertasi ini kemudian menemukan bahwa akuntabilitas amil mampu memediasi secara sempurna hubungan antara kepemimpinan kenabian dan kinerja amil—menunjukkan betapa spiritualitas dan sistem manajemen bisa saling menopang.
Pendekatan mixed method menjadi ruh penelitian ini. Tahap pertama dilakukan dengan ex post facto design, menguji hubungan sebab-akibat antarvariabel yang telah terjadi di lapangan—mulai dari kepemimpinan kenabian, kepribadian zuhud, pengetahuan akuntansi zakat, hingga pelatihan sistem informasi digital. Sebanyak 208 responden dari 113 Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) di 27 provinsi dilibatkan menggunakan teknik probability sampling, menjadikan hasilnya representatif sekaligus kuat secara statistik.
Di tahap kualitatif, Ay Maryani menembus angka-angka itu dengan pendekatan triangulasi data melalui wawancara mendalam terhadap 10 informan kunci. Dari sanalah ia menemukan sisi manusiawi amil: rasa tenang sebelum dan sesudah bekerja, niat yang dilandasi ibadah, hingga makna zuhud dalam profesionalisme.
Hasil risetnya menarik: akuntabilitas amil terbukti menjadi variabel mediasi penuh (full mediation) antara kepemimpinan kenabian dan pelatihan sistem informasi digital terhadap kinerja amil. Artinya, tanpa akuntabilitas spiritual dan moral, pelatihan secanggih apa pun tak akan berbuah kinerja unggul.
Nilai koefisien determinasi (R²) pun meningkat signifikan dari 33,9% menjadi 48,2% setelah memasukkan variabel akuntabilitas sebagai mediator—sebuah loncatan metodologis yang memperkuat argumentasi empirisnya.
Tak hanya memperkaya teori perilaku organisasi Islam, penelitian ini juga melahirkan model akuntansi keperilakuan dalam perspektif Islam, di mana kerja amil dipahami sebagai ibadah, bukan sekadar rutinitas organisasi.
Disertasi ini tak hanya menyumbang gagasan baru bagi dunia akademik, tetapi juga membuka ruang refleksi bagi lembaga zakat di Indonesia—bahwa akuntabilitas sejati lahir dari hati yang zuhud, bukan dari angka yang kaku.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Informasi Graduate Research Library, yang digagas Perpustakaan Riset Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk memperkuat budaya riset dan diskusi ilmiah.
Di penghujung sesi, Ay Maryani menegaskan satu hal penting: “Meneliti itu bukan sekadar menguji teori, tapi memahami manusia dan nilai di baliknya.” Melalui metode mixed method, disertasinya menjadi bukti bahwa penelitian bisa menggabungkan ketelitian ilmiah dan kepekaan spiritual—dua sisi yang kini kian dibutuhkan di era transformasi lembaga zakat. *RMr
Untuk update berita dan informasi lebih lanjut, bisa di akses: