JURUS UIN: Kuasai Media Sosial dengan Konten Bermakna
Tips_pedia UIN Jkt – Media sosial bukan lagi sekadar ruang hiburan, melainkan telah menjadi panggung utama di era digital, tempat semua orang berlomba-lomba menampilkan yang terbaik. Ia telah menjelma menjadi medan perang opini, tempat di mana merek, individu, dan institusi berlomba-lomba merebut perhatian. Namun, ironisnya, tidak semua yang bersinar benar-benar bernilai.
Karel Anderson, Head of Brand Communication Division Detikcom, memberikan tips “JURUS UIN” bagaimana menguasai seni branding digital, dalam acara Detikcom Goes to Campus di UIN Jakarta, Rabu (20/11) kemarin di teater Prof. Aqib Suminto FIDKOM UIN Jakarta.
Dalam dunia digital, media sosial adalah wajah pertama yang dilihat publik. Jika wajah itu tidak menarik atau membingungkan, tidak peduli seberapa baik niat kita, pesan kita akan hilang. "Seringkali apa yang kita tampilkan di media sosial ditafsirkan berbeda oleh audiens. Inilah tantangan utama branding digital," ujar Karel, membuka mata peserta tentang kompleksitas dunia media sosial.
JURUS UIN: Siap jadi Raja Konten dan Branding Digital
Karel memberikan Tips, ‘JURUS UIN’ tiga Langkah cerdas yang menjadi fondasi branding digital yang efektif:
Untuk Apa dan Siapa?
Pertanyaan sederhana ini sering diabaikan. Banyak yang menciptakan konten hanya demi viralitas, tanpa memikirkan audiens target atau tujuan jangka panjang. Karel menjelaskan, sebelum membuat konten, tanyakan dua hal penting: apa tujuan konten Anda, dan siapa target audiensnya? Konten tanpa arah hanya akan terlewat begitu saja di tengah hiruk-pikuk media sosial.
Identitas yang Kuat dan Konsisten
Identitas bukan hanya soal estetika. Itu tentang membangun koneksi emosional dengan audiens. Visual, persona, gaya bahasa, hingga interaksi harus mencerminkan nilai yang kita perjuangkan. Di sinilah USP (Unique Selling Proposition) berperan besar. Jika kita tidak bisa menunjukkan apa yang membedakan kita dari yang lain, kita akan tenggelam dalam kerumunan.
“Jangan lupa USP (Unique Selling Proposition) Anda! Ini yang membuat Anda berbeda dari yang lain,” tegas Karel.
Konten Nampol: Sentuh Emosi, Ciptakan Koneksi
Media sosial adalah dunia emosi. Konten yang nampol bukan sekadar informatif, tetapi harus menyentuh hati. Ia bisa membuat orang tertawa, terinspirasi, atau bahkan menangis. Namun, Karel mengingatkan, "kunci utamanya bukan sekadar membuat konten viral. Yang terpenting adalah memastikan pesan kita tepat sasaran sesuai audiensnya."
Diakhir sesi, Karel menyampaikan pesan yang menggugah: "Media sosial itu aset, tapi branding yang kita lakukan di media sosial adalah mindset!" Ia menegaskan bahwa kesuksesan digital bukan sekadar memiliki akses ke teknologi atau kemampuan menciptakan konten kreatif, melainkan tentang pola pikir strategis untuk membangun citra yang konsisten dan bermakna.
Pesan ini menjadi tamparan bagi generasi muda yang sering kali asal-asalan memposting di media sosial. Setiap unggahan bukan hanya soal ekspresi, tapi investasi reputasi. Jadi, berhati-hatilah! Media sosial adalah alat, dan keberhasilan ada pada strategi yang kita mainkan di balik layar.
Detikcom Goes to Campus berhasil membuka wawasan baru, menjadikan media sosial sebagai senjata branding yang ampuh dan penuh potensi—bagi mereka yang tahu cara memanfaatkannya. Apakah Anda salah satunya? *RMr