Duta Pelajar Islam 2025 Lakukan Library Tour, Kepoin Deretan Inovasi Layanan Digital!
Gedung Perpustakaan UIN Jakarta, Berita Online — Suasana Jum’at Pagi (14/11/2025) kemarin, tampak berbeda di Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebanyak 12 Duta Pelajar Islam 2025, yang tergabung dalam Yayasan Lingkar Inspirasi Bangsa, Medan, Sumatera Utara, datang dengan semangat dan penasaran lakukan Library Tour. Mereka bukan sekadar wisata edukatif —melainkan sedang berburu inspirasi tentang bagaimana dunia literasi dan teknologi bisa berpadu dalam satu ruang.
Senyum, dan langkah kaki kecil mereka penuh antusias. Pasalnya, ini adalah pengalaman kali pertama mereka melangkahkan kaki di Perpustakaan UIN Jakarta. Rasa penasaran terlihat jelas dari cara mereka memandangi rak-rak buku, layar katalog digital, hingga sudut-sudut ruang baca yang nyaman.
Library Tour ini semakin menarik, karena para Duta Pelajar mendapatkan pendampingan langsung dari Duta UIN Jakarta 2025, Salvia Neysa Syakira, Egidia Indah Lestari, dan Ghilman Zuhud Fathoni. Mereka tidak hanya jadi pemandu, tapi juga sebagai kakak inspiratif yang siap berbagi cerita —mulai dari pengalaman kuliah, perjuangan mengerjakan tugas, hingga memberikan tips and trik agar tetap produktif dalam dunia yang serba digital.
Kegiatan ini juga turut melibatkan Mahasiwa Internship dari Pusat Informasi dan Humas (PIH) UIN Jakarta, Anggita Maulida, yang ikut mendampingi proses edukasi sepanjang Library Tour berlangsung.
Menurut Salma Hidayani, National Director Duta Pelajar Islam, kegiatan Library Tour ini menjadi bagian proses pengembangan wawasan, pengenalan lingkungan kampus, dan penguatan pemahaman peserta didik mengenai ekosistem akademik Islam kontemporer.
“Kami ingin, para peserta didik bisa mengenal lingkungan akademik sejak dini, memahami fasilitas kampus, dan melihat langsung bagaimana UIN Jakarta membangun visi dan misi pendidikan Islam di level global,” jelasnya.
Kepoin Inovasi Digital dan Fasilitas Perpustakaan
Salah satu momen yang paling menarik perhatian Para Duta Pelajar, adalah ketika mereka diajak menyusuri area layanan digital perpustakaan. Proses adaptasi teknologi di perpustakaan ini menjadi contoh nyata, bagaimana dunia pendidikan harus mampu menjawab tantangan dan kebutuhan zaman.
Selanjutnya, para duta pelajar diajak menyusuri setiap sudut perpustakaan: mulai dari ruang baca, area koleksi umum, koleksi referensi, area multimedia layanan digital, hingga proses digitalisasi koleksi yang mempermudah pencarian referensi.
Disinilah keseruan muncul. Para Duta Pelajar tampak antusias mempelajari sistem katalog digital yang mudah diakses, hingga layanan penelusuran informasi yang makin cepat berkat digitalisasi.
Tak hanya melihat koleksi, mereka juga mendapatkan penjelasan mengenai etika penggunaan ruang baca —mulai dari menjaga kebersihan, ketenangan, hingga menghormati sesama pengguna ruang. Selain itu juga, mereka dibekali informasi sejak dini bagaimana cara memaksimalkan fasilitas akademik, hingga posisi dan peran penting perpustakaan sebagai pusat pengetahuan di tengah ekosistem kampus.
Interaksi pun berlangsung aktif. Sesekali tawa dan canda terdengar ketika mereka mencoba fitur digital dan mendengar pengalaman unik dari Para Duta UIN Jakarta. Bagi mereka, ini adalah pengalaman menarik melihat bagaimana perpustakaan modern bekerja —bukan lagi tempat sunyi, melainkan ruang kreatif untuk belajar dan berkembang.
Menumbuhkan Cinta Literasi Sejak Dini
Library Tour ini diharapkan sebagai pemantik semangat baru bagi Para Duta Pelajar Islam 2025. Mereka tidak hanya diperkenalkan pada koleksi buku, tetapi juga pada gagasan bahwa literasi adalah modal utama membangun masa depan.
“Perpustakaan itu bukan sekadar tempat menyimpan buku,” ungkap Salvia, salah satu Duta UIN Jakarta 2025.
“Ia adalah pusat keilmuan yang melahirkan ide, inovasi dan peluang meraih masa depan yang lebih cerah.”
Melalui Library Tour ini, para Duta Pelajar Islam 2025 diharapkan membawa pulang bukan hanya pengetahuan dan pengalaman, melainkan kecintaan baru terhadap literasi, serta kesadaran bahwa akses pengetahuan adalah jembatan menuju generasi muda yang kritis, kreatif, inovatif, dan berdaya saing global.
Karena pada akhirnya, perpustakaan bukan hanya ruang belajar—tetapi ruang tumbuh. *RMr (foto: Nuryadi Fasah)
Untuk update berita dan informasi lebih lanjut, bisa di akses:





