Dua Guru Besar UIN Jakarta Raih Predikat Menteri Terbaik: Bukti Integritas Akademik di Panggung Nasional
Perpustakaan UIN Jakarta, Berita Online – Di tengah dinamika pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, kabar membanggakan datang dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Dua guru besar UIN Jakarta, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., dan Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA., meraih predikat Menteri berkinerja terbaik di Kabinet Merah Putih (KMP) berdasarkan hasil Suvei Nasional Muda Bicara ID periode 01-30 Juni 2025.
Survei yang menggunakan metode Stratified Random Sampling melibatkan 400 responden berusia 17–40 tahun, dengan distribusi proporsional antara wilayah Jawa dan luar Jawa. Hasilnya, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed. (Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI) menempati peringkat pertama dengan skor 68,29 persen, disusul Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA. (Menteri Agama RI) dengan skor 50,98 persen.
Kebanggaan Akademik dan Kontribusi NasionalRektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Asep Saepudin Jahar, M.A., Ph.D., menyampaikan rasa bangga yang mendalam dan menegaskan pencapaian ini sebagai bukti bahwa perguruan tinggi Islam negeri mampu melahirkan pemimpin nasional berintergitas. “Ini bukan sekadar prestasi personal, tetapi bukti konkret bahwa akademisi UIN Jakarta mampu mengharmonikan perpaduan kapasitas intelektual, pengalaman akademik, dan integritas moral sehingga melahirkan kepemimpinan trilogi yang visioner dan efektif untuk kemajuan bangsa.” Ujar Prof. Asep dalam keterangannya, Selasa (12/08/2025).
Pernyataan ini menegaskan bahwa keberhasilan kedua Menteri tersebut lahir dari kombinasi kapasitas intelektual, pengalaman akademik, dan moralitas publik—sebuah trilogi yang kini semakin langka di dunia politik.
Dari Kampus ke Kebijakan NasionalKinerja Prof. Abdul Mu’ti di sektor pendidikan dasar dan menengah dinilai mampu mendorong pemerataan kualitas pendidikan, sekaligus memperkuat literasi dan karakter pelajar Indonesia. Sebagai Menteri Pendidikan dan Menengah sejak Oktober 2024, Prof. Abdul Mu’ti dikenal sebagai tokoh yang mengkedepankan pendidikan karakter dan inklusivitas. Sedikit melihat rekam jejak, Beliau dikukuhkan sebagai Guru Besar Pendidikan Agama Islam pada 2020 dan memiliki pengalaman yang kuat dalam dunia pendidikan, salahsatunya pernah menjabat sebagai Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) periode 2019-2023.
Keberhasilan Abdul Mu’ti di bidang pendidikan dasar dan menengah tercermin dari kebijakannya yang mendorong pemerataan kualitas pendidikan, peningkatan literasi, dan penguatan karakter siswa.
Sementara itu, Prof. Nasaruddin Umar di Kementerian Agama berhasil menginisiasi program moderasi beragama yang inklusif, memperkuat harmoni sosial, dan mencegah polarisasi di masyarakat. Sebagai Menteri Agama, beliau membawa sejarah panjang birokrasi keagamaan. Mantan Wakil Menteri Agama (2011–2014), Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Nasaruddin Umar, dikenal luas sebagai tokoh moderasi beragama dan pendiri berbagai forum lintas iman, membawa pendekatan dialogis, humanis, dan berbasis riset dalam kebijakan keagamaan, termasuk kerukunan umat beragama, ekoteologi, digitalisasi layanan, serta pemberdayaan pesantren dan ekonomi umat.
Keduanya adalah contoh bagaimana akademisi yang melek data, berpikir strategis, dan berpegang teguh pada nilai-nilai moral sehingga menghadirkan kebijakan yang berdampak luas bagi masyarakat. Keduanya kerap menggunakan sumber riset dan literatur internasional, memanfaatkan akses e-resources, serta jaringan pengetahuan yang dikelola Perpustakaan UIN Jakarta. Hal ini memperlihatkan peran strategis perpustakaan sebagai katalis ide kebijakan publik.
Prestasi dua guru besar ini menjadi sinyal kuat bahwa akademisi memiliki kapasitas memimpin bangsa. Dengan dukungan ekosistem kampus yang kuat, termasuk perpustakaan sebagai pusat intelektual, UIN Jakarta berpeluang besar melahirkan lebih banyak pemimpin yang memadukan pengetahuan, moralitas, dan keberpihakan pada rakyat.
Peran Perpustakaan dalam Membentuk PemimpinKepala Perpustakaan UIN Jakarta, Agus Rifai, Ph.D., menilai keberhasilan Prof. Mu’ti dan Prof. Nasaruddin sebagai cermin dari ekosistem akademik yang sehat, bukan karena kebetulan. “Jalur akademik tidak berhenti di ruang kuliah. Ketika pengetahuan dipadukan dengan komitmen pelayanan publik, hasilnya adalah transformasi nyata bagi masyarakat,” ungkapnya.
Lebih lanjut, menurut Agus Rifai, perpustakaan kampus adalah “dapur intelektual” tempat gagasan besar lahir dan visi kepemimpinan ditempa. Perpustakaan UIN Jakarta sendiri telah menjadi Pusat Pengetahuan, Sumber Inspirasi, dan Ruang Kolaborasi bagi mahasiswa, dosen, dan peneliti. Dengan beragam akses ke sumber daya fisik dan digital secara global, hingga program literasi riset, Perpustakaan UIN Jakarta membentuk kultur akademik yang kritis, kreatif, dan berorientasi pada solusi.
“Kami percaya, ruang pengetahuan yang terbuka dan inklusif akan memantik lahirnya pemimpin visioner. Prof. Abdul Mu’ti dan Prof. Nasaruddin adalah contoh nyata,” tegas Agus Rifai.
Meski prestasi ini patut diapresiasi, tantangan di sektor pendidikan dan agama ke depan tidak ringan. Perubahan sosial yang cepat, perkembangan teknologi, serta kompleksitas keragaman masyarakat menuntut inovasi kebijakan yang berpijak pada data, riset, dan aspirasi rakyat. *RMr
Untuk update berita dan informasi lebih lanjut, bisa di akses:
🌐 Website: https://perpus.uinjkt.ac.id/id
📸 Instagram: https://www.instagram.com/perpusuinjkt/
▶️ YouTube: https://www.youtube.com/@pusatperpustakaan5231
FB: https://www.facebook.com/pusatperpustakaanuinjkt
X: https://x.com/i/flow/login?redirect_after_login=%2Fperpusuinjkt