Analisis Prof. Zulkifli: Jejak Tarekat Sammaniyyah di Indonesia, dari Transmisi hingga Transformasi
Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta, Karya Sivitas Akademika – Apa jadinya jika spritualitas sufi yang lahir di tanah Hijaz ratusan tahun lalu, kini menjelma dalam bentuk-bentuk baru di Indonesia? Apakah ia masih otentik, atau telah bertransformasi jauh dari bentuk aslinya?
Pertanyaan-pertanyaan semacam ini menjadi inti dari kupasan mendalam Prof. Dr. Zulkifli, MA., dalam bukunya yang bertajuk “Tarekat Sammaniyyah di Indonesia: Transmisi, Diversifikasi, dan Transformasi.” Buku ini secara khusus dibedah dalam forum ilmiah di Auditorium Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada Senin (4 Agustus 2025).
Bedah buku ini bukan hanya menjadi forum ilmiah biasa, melainkan juga membuka ruang refleksi atas bagaimana tarekat berkembang lintas zaman dan lintas konteks. Buku Prof. Zulkifli membentangkan jejak panjang Tarekat Sammaniyyah di Indonesia, dari pusat asalnya di Madinah, hingga membentuk berbagai cabang, varian, dan ekspresi lokal di tanah air.
Mengusung pendekatan traveling theory, Prof. Zulkifli—Guru Besar Sosiologi UIN Jakarta—membawa pembaca menyusuri jalur spiritual Tarekat Sammaniyyah. Sebuah jalur panjang yang dimulai dari Madinah, lalu menyeberang ke berbagai wilayah di Indonesia seperti Aceh, hingga ke Sulawesi dan Jawa. Setiap pemberhentian tidak hanya menandai sebuah penyebaran, tetapi juga proses lokalisasi dan transformasi yang dinamis.
Tarekat Sammaniyyah: Dari Madinah ke Nusantara, Transmisi yang Kontekstual
Di bawah bimbingan Syekh Muhammad Samman, tarekat ini awalnya mengedepankan ajaran-ajaran berbasis Al-Qur’an dan Sunnah, serta menjunjung tinggi syariat sebagai fondasi utamanya. Para muridnya, yang disebut khalifah, diamanahkan untuk menyebarkan ajaran ini ke berbagai belahan dunia Islam, termasuk ke kepulauan Nusantara.
Namun, sebagaimana dijelaskan oleh Prof. Zulkifli, proses transmisi ajaran ini tak berlangsung dalam ruang hampa. Ketika ajaran Sammaniyyah tiba di Indonesia, ia bertemu dengan lanskap sosial dan budaya lokal yang kompleks—mulai dari konflik politik, pengaruh kerajaan, hingga praktik keagamaan yang telah mapan. Di sinilah diversifikasi terjadi: dari tarekat sebagai praktik mistik, menjadi gerakan jihad, politik, bahkan budaya.
Tarekat Sammaniyyah menyebar dari satu tempat ke tempat lain, dari satu generasi ke generasi berikutnya, dan dalam proses itu, terjadi transformasi sesuai dengan konteks lokal. Perjalanan tarekat ini membentuk berbagai pusat baru, lengkap dengan sub-varian dan warna lokalnya masing-masing. Di titik-titik pemberhentian tersebut, muncul perubahan dalam bentuk gerakan jihad, ekspresi politik, hingga praktik budaya yang menjadi wajah baru dari ajaran yang awalnya bersifat spiritual dan sufistik.
Transformasi: Antara Pelestarian dan Perbedaan
Dalam bukunya, Prof. Zulkifli menyoroti bahwa transformasi ajaran Tarekat Sammaniyyah kerap kali menghasilkan ekspresi keagamaan yang tidak lagi identik dengan bentuk asalnya. Bahkan dalam banyak kasus, ajaran tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga tidak hanya berbeda dengan praktik di Madinah, tetapi juga menyimpang dari bentuk di pusat-pusat cabang lainnya.
Setiap wilayah memiliki cara sendiri dalam mengolah dan “menerjemahkan” ajaran tarekat, sehingga melahirkan bentuk dan arah transformasi yang berbeda. Tarekat tidak lagi hanya menjadi arena spiritual, tetapi juga menjadi aktor penting dalam gerakan sosial, bahkan politik. Transformasi ini dipahami sebagai konsekuensi logis dari perjalanan tarekat dalam ruang dan waktu. Perubahan sosial, tekanan politik, dan konfigurasi budaya lokal turut mempengaruhi wajah tarekat yang berkembang di Indonesia.
Misalnya, Tarekat Sammaniyyah di Indonesia tidak selalu tampil sebagai gerakan spiritual murni. Dalam beberapa kasus, seiring dengan perubahan waktu, Masyarakat Aceh mentrasformasikan ratib Samman ke dalam seni, kemudian ditransformasikan ke dalam bentuk seni ‘Tari Saman’, yang bisa di lihat saat ini.
Meski demikian, sebagaimana ditegaskan oleh Syekh Muhammad Samman sendiri, ajaran inti Tarekat Sammaniyyah tetap berpijak pada syariat Islam, berlandaskan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Pengamalan tarekat tidak dianggap bertentangan dengan syariat, melainkan sebagai bentuk penyempurnaan spiritualitas umat.
Tarekat dan Tantangan ZamanDi tengah gelombang modernitas dan transformasi digital, karya Prof. Zulkifli ini menjadi penting untuk memahami bagaimana tarekat-tarekat tradisional tetap hidup, relevan, dan adaptif. Tarekat tidak hanya bertahan sebagai warisan spiritual, tetapi juga terus bertransformasi sebagai aktor sosial dan kultural dalam masyarakat.
Meski mengalami transformasi yang beragam, satu hal yang tetap dipegang oleh semua cabang Tarekat Sammaniyyah di Indonesia adalah komitmen terhadap syariat. Ajaran yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW menjadi dasar utama. Ritual tarekat seperti zikir, wirid, khalwat, hingga talqin, semua dijalankan dalam kerangka ajaran Islam yang otentik.
Akar Tetap Sama, Cabang Bisa Berbeda
Meski mengalami banyak perubahan, Prof. Zulkifli menekankan bahwa ajaran dasar Tarekat Sammaniyyah tetap berpijak pada syariat Islam. Praktik-praktik tarekat yang berkembang di Indonesia tetap merujuk pada nilai-nilai tauhid, zikir, muraqabah, dan penguatan akhlak.
Hal ini penting untuk digarisbawahi, mengingat dalam perdebatan publik saat ini, sering kali praktik tarekat dianggap bertentangan dengan Islam normatif. Padahal, sejarah justru menunjukkan sebaliknya.
Mengapa Buku Ini Penting untuk Dibaca?Dalam lanskap studi Islam kontemporer, buku “Tarekat Sammaniyyah di Indonesia” hadir sebagai pelengkap penting dalam kajian Islam Nusantara, sosiologi tarekat, dan historiografi sufisme. Karya ini bukan hanya merekam data sejarah, tetapi juga menyuguhkan analisis akademik mendalam tentang bagaimana Islam dan tarekat hidup berdampingan dengan budaya lokal.
Prof. Zulkifli berhasil menyandingkan data historis dengan pemahaman teoritik, membuat buku ini dapat dinikmati baik oleh kalangan akademik maupun pembaca umum yang tertarik pada sejarah Islam di Indonesia. Buku ini juga menjadi pengingat bahwa Islam di Indonesia lahir dari proses perjumpaan panjang—antara teks dan konteks, antara wahyu dan budaya.
Tak hanya itu, pendekatan interdisipliner yang digunakan—menggabungkan sejarah, antropologi, hingga teori sosial—membuat karya ini berbeda dari studi tarekat konvensional yang hanya fokus pada aspek teologis.
Membaca Tarekat sebagai Peta Dinamis Islam Nusantara
Karya Prof. Zulkifli menunjukkan bahwa Islam di Indonesia bukan salinan pasif dari Timur Tengah, tetapi tumbuh dan berkembang melalui proses kreatif, lokal, dan penuh dinamika. Tarekat Sammaniyyah hanyalah satu contoh dari begitu banyak jaringan spiritual yang telah menjadi bagian dari perjalanan panjang Islam Nusantara. Dan di tengah berbagai perdebatan identitas keagamaan hari ini, barangkali inilah saat yang tepat untuk kembali menelusuri jejak tarekat—bukan sebagai nostalgia masa lalu, tapi sebagai cermin untuk memahami jati diri spiritual kita saat ini.
Buku Tarekat Sammaniyyah di Indonesia: Transmisi, Diversifikasi dan Transformasi bukan sekadar karya akademik, tapi juga peta spiritual dan sosial yang menggambarkan dinamika keberagamaan masyarakat Muslim Indonesia. Ia memperlihatkan bahwa Islam di Nusantara bukanlah hasil ekspor dogmatis, melainkan hasil interaksi kreatif antara teks, konteks, dan tradisi.
Dalam pandangan Prof. Zulkifli, tarekat bukan hanya jalur ruhani, tetapi juga ruang transformasi budaya, politik, dan sosial. Dan Tarekat Sammaniyyah adalah contoh paling nyata bagaimana tradisi sufi bisa hidup, bertumbuh, dan relevan lintas generasi.
Akhirnya, acara bedah buku ini sekaligus mengajak publik untuk lebih membuka mata terhadap realitas pluralitas ekspresi keagamaan yang telah lama hidup di tengah masyarakat Indonesia. Tarekat, termasuk Sammaniyyah, bukan sekadar jalan sunyi bagi pencari Tuhan, tetapi juga cermin dari ketangguhan Islam dalam menghadapi perubahan zaman. *RMr
Untuk update berita dan informasi lebih lanjut, bisa di akses:
🌐 Website: https://perpus.uinjkt.ac.id/id
📸 Instagram: https://www.instagram.com/perpusuinjkt/
▶️ YouTube: https://www.youtube.com/@pusatperpustakaan5231
FB: https://www.facebook.com/pusatperpustakaanuinjkt
X: https://x.com/i/flow/login?redirect_after_login=%2Fperpusuinjkt